BPS Ngawi Gelar Sosialisasi Literasi Statistik, Dorong Pemahaman Data Berbasis Kebijakan - Jurnal Faktual News

BPS Ngawi Gelar Sosialisasi Literasi Statistik, Dorong Pemahaman Data Berbasis Kebijakan

Share This

 




Ngawi — Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ngawi menggelar sosialisasi literasi statistik di Rumah Makan Notosuman, Desa Watualang, Selasa (16/12/2025). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya data statistik sebagai dasar pengambilan kebijakan dan keputusan publik.

Sosialisasi tersebut diikuti peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari unsur masyarakat, akademisi, hingga pemangku kepentingan daerah. Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen BPS dalam mendekatkan data statistik kepada publik sekaligus mendorong pemanfaatannya secara tepat.

Kasubag Umum BPS Kabupaten Ngawi, Ryan Widhi Nugroho, menegaskan bahwa ketersediaan data statistik yang berkualitas merupakan fondasi utama dalam perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan strategis.

“Salah satu misi BPS adalah menyediakan data statistik yang berkualitas dan mampu memberikan insight bagi perumusan kebijakan serta pengambilan keputusan,” ujar Ryan.

Ia menambahkan, peran BPS tidak hanya sebatas sebagai penyedia data mentah, tetapi juga mencakup edukasi, sosialisasi, kolaborasi, serta diseminasi data kepada berbagai pihak.

“Peran BPS meliputi penyediaan data utama, edukasi dan sosialisasi, kolaborasi dan diseminasi, penguatan kapasitas sumber daya manusia, serta mendukung kebijakan pemerintah,” jelasnya.

Sementara itu, Yoyok Eko Cahyono dari Bidang Statistik Sosial BPS Kabupaten Ngawi memaparkan tugas baru BPS yang diamanatkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025.

“Presiden melalui Inpres Nomor 4 Tahun 2025 memerintahkan BPS untuk mengelola Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional atau DTSEN,” kata Yoyok.

Menurutnya, pembentukan DTSEN dilakukan melalui serangkaian proses teknis, mulai dari penetapan sumber data, integrasi, hingga pemadanan data untuk menghasilkan satu basis data yang komprehensif dan akurat.

“Data ditetapkan dari berbagai sumber, kemudian diintegrasikan dan dipadankan hingga menghasilkan DTSEN,” jelasnya.

Yoyok menjelaskan, DTSEN dirancang mencakup 100 persen penduduk Indonesia. Data tersebut merupakan hasil penggabungan tiga basis data utama, yakni P3KE (Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem), DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial), dan Regsosek (Registrasi Sosial Ekonomi).

“DTSEN adalah data seluruh penduduk Indonesia yang berasal dari penggabungan P3KE, DTKS, dan Regsosek,” terangnya.

Dalam penyusunannya, BPS menetapkan 39 variabel sebagai dasar pemeringkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat, yang terdiri dari 13 variabel individu dan 26 variabel keluarga.

“Sebanyak 39 variabel ini digunakan untuk melakukan perankingan, baik dari sisi individu maupun keluarga,” lanjut Yoyok.

Hasil pengolahan data tersebut akan mengelompokkan masyarakat ke dalam sepuluh desil, mulai dari desil 1 hingga desil 10, yang menjadi dasar penentuan sasaran program bantuan dan intervensi pemerintah agar lebih tepat sasaran.

“Data dari 39 variabel tersebut akan menentukan posisi masyarakat pada desil 1 sampai 10,” pungkasnya.

Kegiatan sosialisasi ini mendapat apresiasi dari para peserta. Mereka mengaku memperoleh pemahaman baru mengenai peran strategis BPS serta pentingnya literasi statistik dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan, kegiatan serupa dapat terus dilakukan guna memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya data yang akurat dan terpercaya.(Yn)

Tidak ada komentar:

Pages