JFN—Badan Kebudayaan Nasional (BKN) DPC PDI Perjuangan Kabupaten Nganjuk menyelenggarakan acara Tadarus Seni Budaya dan Pengajian Kitab Centhini di Rumah Juned Yunariadi, warga RT 05 RW 01, Dusun Pesu Kidul Desa Girirejo, Bagor Nganjuk (Minggu, 23/08/2020). Sekitar 50 orang menghadiri undangan, diantaranya pengurus BKN, pengurus ranting PDIP Girirejo, Pemerintah Desa, BPD, seniman, dan warga sekitar. Acara dimulai pukul 14.00-16.00 WIB. Nuansa yang ditonjolkan adalah Seni Budaya Jawa. Misalnya, Nembang Macapat dan Kidung Jawa Timuran sebagai hiburan dalam acara tersebut.
Sebelum acara dimulai, Rego S. Ilalang, Sastrawan Nganjuk, membacakan puisi dengan judul Katanya Negeriku Negeri yang Damai. Sebuah mahakarya puisi yang diciptakan olehnya di Malang, 25 September 2003. Enegri puisi semakin kuat saat diiringi alunan gamelan Jawa. Tak hanya itu, Jasmoro berkali-kali membacakan tembang macapat dan kidungan. Perpaduan sastra puisi dan tembang macapat membuat suasana semakin hidup.
“Seni itu anak kandung budaya. Seni dan budaya tidak bisa dipisahkan. Nganjuk itu kaya Seniman dan Budayawan. Ini patut diperhatikan. Potensi Nganjuk lebih bermartabat bisa dilakukan lewat Seni Budaya. Seni itu indah, budaya itu gagah. Seni Budaya itu jati diri kita. Tadarus Seni Budaya itu kegiatan edukatif,” Ujar Rego, pengasuh Sanggar Ilalang Nganjuk, sastrawan produktif yang karya-karyanya banyak dimuat dan dipentaskan di Kampus dan Sekolah.
Juned Yunariadi beserta keluarga sangat sibuk menyuguhkan jajanan dan minuman. Sesekali dia memasarkan produk unggulan milik temannya, Jamu Salammanis untuk segala macam penyakit. Gregetnya dalam berkesenian, dia undang Seniman Girirejo untuk menabuh gendang dan memainkan gender. Menurut Juned, acara ini tidak disangka dihadiri banyak orang. Semula dia hanya mengundang 20 orang, ternyata 50 yang hadir.
“Ayo dimakan hidangannya. Ini Minuman Salammanis dari teman. Cocok untuk segala penyakit biar sembuh. Saya senang bisa ditempati acara. Masyarakat sini senang acara Seni Budaya,” Ujar Juned.
Acara inti Tadarus Seni Budaya dan Pengajian Kitab Centhini diisi oleh Dr. Luqman Surya, M.Pd. Beliau mengulas bahwa Kabupaten Nganjuk kaya akan Seni Budaya. Tradisi Jawa sangat melekat di masyarakat. Seniman dan budayawan juga banyak dijumpai. Peninggalan benda sejarah dan tradisi nenek moyang hampir di beberapa tempat ada. Itu kekayaan dan aset Seni Budaya Nganjuk. Jika tidak ada yang peduli dan perhatian, Seni Budaya Nganjuk akan hilang ditelan masa. Seniman dan Budayawan Nganjuk banyak yang usia senja. Generasi kawula muda harus siap meneruskan. Tradisi Jawa perlu diuri-uri. Maka, adanya acara semacam ini yang diselenggarakan oleh Badan Kebudayaan Nasional (BKN) DPC PDI Perjuangan Kab. Nganjuk pasti menggugah para Seniman dan Budayawan Nganjuk untuk bangkit lagi.
“Tadarus Seni Budaya itu usaha kita mengkaji lagi kemajuan pola pikir nenek moyang kita, yaitu orang Jawa. Jangan buru-buru bilang bid’ah, syirik, dan tahayul. Pelajari dulu. Semua tradisi ada maksud dan tujuan. Tridaya leluhur kita, cipta-rasa-dan karsa diwujudkan dalam bentu Seni Budaya. Kitab Centhini tidak begitu banyak digemari. Leluhur Jawa itu punya kitab besar, yaitu Kitab Negarakertagama, Kitab Sutasoma, Kitab Arjuna Wiwaha, dan Kitab Centini. Apa kita sudah pernah mempelajarinya? Karena ini masih pembukaan pengajian, kita bicara kalem aja dulu. Kita lihat masyarakat Nganjuk, seberapa besar kegigihannya dalam berkesenian. BKN fokus pengembangan budaya itu bagus. Jangan sampai orang luaran sana menguasai seni budaya ketimbang kita sendiri. Ini kan aneh dan lucu!” Kata Luqman kepada hadirin.
Di tempat berbeda, Drs. H. Gondo Hariyono, M.Si., Kepala BKN DPC PDI Perjuangan Kab. Nganjuk mengatakan bahwa ada dua tugas BKN, yaitu (1) mengembangkan seni, adat, tradisi, dan kebudayaan daerah di Seluruh Indonesia agar menjadi kebudayaan bangsa, dan (2) mengusahakan kebudayaan menuju arah kemajuan peradaban bangsa dan memperkuat persatuan nasional. Perlu diketahui, BKN DPC PDIP Kab. Nganjuk dibentuk pada tanggal 16 Juli 2020. Meski badan yang baru, kita harus selalu optimis kembangkan Seni Budaya Nganjuk. Semisal Tadarus Seni Budaya dan Pengajian Kitab Centhini diupayakan bisa digelar dan diminati masyarakat Nganjuk.
“Seni Budaya di Nganjuk perlu digali terus dan dikembangkan. Nganjuk itu punya aset Seni Budaya. Misalnya, Langen Beksan, Jaranan Pogokan, dan Wayang Timplong, itu kesenian asli Nganjuk. BKN hadir untuk itu. Kita harus optimis mengembangkan Seni Budaya Nganjuk. Dengan tujuan memupuk rasa persatuan dan menuju peradaban yang lebih maju,” Jelas Gondo Hariyono, yang sekaligus menjabat Ketua Cabang PSHT Kabupaten Nganjuk.
Acara Tadarus Seni Budaya dan Pengajian Kitab Centhini diadakan setiap Ahad Legi. Ini baru pembukaan. Seterusnya bergilir di tempat lain. Ahmad Sofiyan, Pemerintah Desa Girirejo, mengapresiasi kegiatan positif semacam ini. Seni Budaya yang dikemas secara edukatif seperti halnya Pengajian Kitab Centhini ini sangat diharapkan masyarakat. (NSKarim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar