PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN (PKB) SEBAGAI MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN SIKOMANDAN DI KABUPATEN NGAWI - Jurnal Faktual News

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN (PKB) SEBAGAI MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN SIKOMANDAN DI KABUPATEN NGAWI

Share This






JURNALFAKTUALNEWS.COM | NGAWI, Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi dalam hal ini Bidang budidaya peternakan melaksanakan pemeriksaan kebuntingan secara massal di tiap Kecamatan se Kabupaten.Pemeriksaan Kebuntingan dilakukan dalam rangka kegiatan program SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri).


SIKOMANDAN merupakan salah satu program dari Kementerian Pertanian di bidang peternakan dengan tujuan untuk meningkatkan populasi dan produksi sapi dan kerbau di Indonesia. Dalam setiap kecamatan diambil sampling 1 desa dengan populasi akseptor cukup banyak. Pemeriksaan kebuntingan dilaksanakan dengan teknis eksplorasi rektal pada sapi betina yang sudah di inseminasi buatan pada usia kebuntingan diatas 2 bulan keatas.


Monitoring dan evaluasi dilakukan karena realita dilapangan masih banyak ditemukan sapi bunting setelah diinseminasi lebih dari 2 kali (SC>2) dan rentang waktu melahirkan yang lebih dari 14 bulan. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut baik dari faktor individu sapinya sendiri maupun faktor lain. Penyebab dari individu antara lain kondisi sapi yang kurang terpelihara, sehingga organ reproduksinya tidak normal. Selain itu masih banyak peternak yang telat menyapih pedetnya, sehingga induk kondisinya kurus dan tidak mau birahi lagi. 



Untuk faktor selain dari individu sapi itu sendiri antara lain adalah karena peternak yang kurang telaten mengamati tanda-tanda birahi, sehingga peternak terlambat mengawinkan sapinya. Masih ada pemahaman dari peternak bahwa apabila ternak birahi itu pasti bengah (teriak-teriak), padahal pada sapi persilangan sering terjadi silent heat (birahi diam) jadi sapi birahi hanya menunjukan tanda 3A (abang, abuh, anget) dan keluar lendir bening dari vulva (pela-pelu). 



Dalam kegiatan ini juga diberikan pemberian premix, obat cacing serta vitamin bolus untuk kesehatan sapi betina dan pedetnya. Untuk sapi yang belum bunting dilaksanakan penyuntikan Vitamin A, D dan E untuk mambantu perbaikan organ reproduksinya. Selain dilaksanakan pemeriksaan pada sapi betina bunting, juga dilaksanakan sosialisasi pada peternak tentang prosedur pemeliharaan sapi betina yang baik agar produktif. 



Disarankan pada peternak jangan hanya memberikan pakan berupa jerami saja pada sapinya. Gizi yang baik untuk sapi betina adalah rumput dengan tambahan pemberian konsentrat sebanyak 1% dari berat badan induk dan mineral secukupnya. Sapi induk yang baik mempunyai BCS (Body Condition Scoring) ideal 3 dan mulai dikawinkan mulai umur sekitar 1,5 tahun. Untuk pedet  sebaiknya disapih setelah mulai bisa makan rumput dan comboran atau sekitar umur 3-4 bln, sehingga induk tidak terlalu lama menyusui dan segera bisa dikawinkan lagi. Obat cacing sebaiknya diberikan secara rutin saat sapi kondisi tidak bunting, untuk menghindari adanya cacing dalam tubuh induk yang membuat kondisinya kurang bagus.(yn)

Tidak ada komentar:

Pages